Akankah terjadi di Indonesia ini sebagai negara agraris dengan curah hujan cukup tinggi mengalami krisis air? Air permukaan seperti danau, sungai,air tanah, mata air sangat banyak dinegara ini tidakkah mampu untuk memenuhi kebutuhan air masyarakat Indonesia?

Kenyataan yangterjadi sekarang adalah banyaknya daerah disekitar kita telah mengalami kekurangan air bersih, dan efek efek yang ditimbulkan karena kurangnya dan rusaknya daerah resapan air.
Laju pertumbuhan penduduk khususnya di perkotaan yang sangat besar dan peradaban manusia yang semakin berkembang, menjadikan air sebagai sarana pendukung yang sangat besar pula.

Banyaknya eksplotasi Pemakaian air menyebabkan terganggunya lingkungan tata air tanah. Pemanfaatan air yang berlebihan tidak diimbangi dengan masukan air didalam tanah akan menyebabkan air tanah turun dan menyusupnya air laut. Penyebab lainnya adalah padatnya pondasi bangunan pancang, beton, aspal, hingga menyebabkan sulitnya air masuk kedalam tanah. Pembangunan perumahan yang membabi buta dan tidak memperhatikan lagi adanya daerah resapan air turutandil dalam berkurangnya ketersediaan air.
Kita bisa menerapkan sistem One Man One Tree, sistem yang sederhana, namun jika setiap orang menganut sistem tersebut, akan berpengaruh besar pada lingkungan sekitar, dan bahkan bumi kita.
Tak kalah pentingnya adalah merawat pohon dan tanaman di area daerah resapan. Menjaga dan menciptakan daerah daerah Buffer Zone atau daerah penyangga area perkotaan.
One Man One Tree, yuk!
Pernahkah kita mendambakan hawa sejuk pegunungan yang asri dan segar di lingkungan kita.? Hmm.. kenyataannya hidup dikota besar seperti Jakarta ini sangat jauh dari suasana sejuk yang kita dambakan itu. Bahkan sesekali kita jalan jalan ke kota sejuk seperti Bogor, Puncak,dan sekitarnya, sudah tidak seperti harapan kita. Udara terasa menyengat disiang hari, tidak seperti beberapa tahun lalu.

Kenyataan yangterjadi sekarang adalah banyaknya daerah disekitar kita telah mengalami kekurangan air bersih, dan efek efek yang ditimbulkan karena kurangnya dan rusaknya daerah resapan air.
Laju pertumbuhan penduduk khususnya di perkotaan yang sangat besar dan peradaban manusia yang semakin berkembang, menjadikan air sebagai sarana pendukung yang sangat besar pula.

Banyaknya eksplotasi Pemakaian air menyebabkan terganggunya lingkungan tata air tanah. Pemanfaatan air yang berlebihan tidak diimbangi dengan masukan air didalam tanah akan menyebabkan air tanah turun dan menyusupnya air laut. Penyebab lainnya adalah padatnya pondasi bangunan pancang, beton, aspal, hingga menyebabkan sulitnya air masuk kedalam tanah. Pembangunan perumahan yang membabi buta dan tidak memperhatikan lagi adanya daerah resapan air turutandil dalam berkurangnya ketersediaan air.
Kita bisa menerapkan sistem One Man One Tree, sistem yang sederhana, namun jika setiap orang menganut sistem tersebut, akan berpengaruh besar pada lingkungan sekitar, dan bahkan bumi kita.
Tak kalah pentingnya adalah merawat pohon dan tanaman di area daerah resapan. Menjaga dan menciptakan daerah daerah Buffer Zone atau daerah penyangga area perkotaan.
One Man One Tree, yuk!
Pernahkah kita mendambakan hawa sejuk pegunungan yang asri dan segar di lingkungan kita.? Hmm.. kenyataannya hidup dikota besar seperti Jakarta ini sangat jauh dari suasana sejuk yang kita dambakan itu. Bahkan sesekali kita jalan jalan ke kota sejuk seperti Bogor, Puncak,dan sekitarnya, sudah tidak seperti harapan kita. Udara terasa menyengat disiang hari, tidak seperti beberapa tahun lalu.
Sejenak kita renungkan, bencana banjir yang akhir akhir ini melanda sebagian besar kota di Indonesia, tanah longsor yang menelan puluhan korban jiwa. Ini adalah contoh bencana alam yang terjadi di Indonesia.
Mari kita lihat dalam skala yang lebih besar, banyak sekali contoh bencana alam yang terjadi di luar negeri ,misalnya: Pada musim panas tahun 2007 di Arktika dan Greenland, permukaan es mencair mencapai sekitar 19 juta ton, fenomena lainnya pada tanggal 8 Maret 2008 beting es Wilkins di Antartika yang sudah berusia 1500 tahun, runtuh dan pecah seluas 414 kilometer persegi. Tentunya kita berharap peristiwa ini tidak berlanjut, karena jika es di kutub bumi semakin banyak yang mencair otomatis permukaan air laut bertambah bisa mencapai hingga 6 m, dan akibatnya banyak pulau kecil dan kota-kota dekat pantai di dunia bisa terhapus dan hilang dari peta dunia, karena tenggelam. Tragis.
Perlukah hal ini terjadi terus menerus, sampai kemudian kelangsungan hidup masa depan kita terancam. Keseimbangan alam semakin pincang. Apakah kita akan terus menerus tidak peduli untuk mencegah hal ini berkelanjutan?
Contoh bencana yang terjadi diatas, dapat kita tanggulangi diantaranya dengan adanya penghijauan. Kesadaran akan penghijauan harus kita tanamkan sedini mungkin, karena hal tersebut mudah sekali kita upayakan di daerah sekitar kita.
Selain mencari energi alternatif, upaya penghijauan adalah solusi lain yang paling efektif. Karena disamping menyerap air, tumbuhan juga dapat menyerap co2. Indonesia tampaknya menjadi harapan dunia untuk masalah ini, selain memiliki hutan tropis yang besar, kita juga memiliki laut yang luas dimana tumbuhan laut didalamnya memiliki kemampuan menyerap co2 lebih besar dari tumbuhan di darat.
Hambatan terbesar untuk memperbaiki alam bukan hanya dari pembalak liar saja, tapi juga dari beberapa Negara industri maju seperti AS dan Jepang yang sudah berpuluh-puluh tahun merusak alam.
Kira-kira apa sih yang bisa kita lakukan sebagai bagian dari warga dunia?
Ada dua tips yang mudah:
1. Tanam Pohon
2. Kurangi pemakaian listrik
2. Kurangi pemakaian listrik